BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Observasi
Penggunaan sarana dan prasarana harus diatur, agar tercapai maksud
yang diinginkan. Karena itu, kepala sekolah sebagai manajer pendidikan, punya
kewajiban untuk mengatur. Dalam kondisi sarana dan prasarana yang kuantitasnya
melebihi jumlah pengguna, soal penggunaan sarana dan prasarana tidaklah banyak
menjadi persoalan. Oleh karena itu, pengaturan penggiliran dalam hal pengguanan
haruslah dilakukan. Pada sekolah-sekolah, ruangan yang tersedia untuk peserta
didik ada kalanya menggunakan sistem plot dan sistem tanpa plot. Pada
penggunaan pada sistem plot, ruangan dengan mudah dikelola karena telah
diperutukkan untuk kelas tertentu, contoh dari penggunaan sistem plot misalnya
ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang laboratorium IPA,
IPS, ruang bengkel, gudang, dan sebagainya. Sedangkan sistem non plot, ruangan
tersebut dapat berganti-ganti dalam satu hari yang menempati ruang kelas
tersebut lima sampai enam kelompok belajar yang berbeda. Model tanpa plot ini
umumnya terjadi di perguruan tinggi, dimana setiap fakultas terdiri atas
beberapa jurusan, setiap jurusan terdiri atas beberapa program studi, dan
masing-masing program studi terdiri atas beberapa angkatan.
Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang lainnya,
umumnya yang berupa alat-alat elektronik hendaknya diperhatikan dengan seksama
tentang petunjuk pengoperasian bagaimana yang tercantum dalam manual. Dewasa
ini, petunjuk pengoperasiaan banyak yang berbahasa asing dan sekedar
diformulasikan dengan gambar-gambar. Menerjemahkan petunjuk tersebut dengan
sederhana dan langkah demi langkah, akan memudahkan kepada para pengguna untuk
mengoperasikan, sebab kesalahan dalam hal pengoperasiaan, bisa menjadikan
peralatan peralatan tersebut cepat rusak. Jika seluruh pengguna peralatan
tersebut diharapkan dapat mengoperasikan dengan benar, maka pelatihan terhadap
mereka sebenarnya dapat juga dilakukan.
Agar sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah dapat
dimanfaatkan oleh peserta didik dan warga sekolah lain dengan merata, maka
kepala sekolah perlu memberikan motivasi kepada para pengguna tersebut. Supaya
kepala sekolah mengetahui kadar penggunaannya, pihak-pihak yang menggunakan dan
yang tidak menggunakan, sepatutnya kepala sekolah mempunyai data tentang hal
tersebut. Dengan demikian kepala sekolah juga sekaligus dapat melihat kepadatan
penggunaan peralatan tersebut. Dengan adanya daftar penggunaan, waktu
penggunaan, dan frekuensi penggunaan, kepala sekolah juga sekaligus akan tahu
jenis peralatan dengan merek apa yang lebih handal dan jenis peralatan dengan
merek apa yang kurang atau tidak handal
Seperti yang kita ketahui bersama,bahwa sarana dan
prasarana merupakan penunjang tercapainya tujuan pendidikan yang diharpkan.
Untuk merealisasikan pendidikan yang merupakan usaha sadar dan yang bertujuan
mengembangkan kepribadian dan kemampuan
siswa, maka sekolah hendaknya membina potensi lahir dan batin secara maksimal.
Dengan demikian sekolah merupakan salah satu tempat untuk mewujudkan
pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya, sesuai tujuan pendidikan dalam
GBHN.
1.2
Tujuan
Observasi
Adapun tujuan dari kegiatan observasi yang dilakukan di SMP
Negeri 3 Tilatang Kemang Kabupaten Agam mengenai peliharaan sarana dan
prasarana sekolahnya adalah untuk mengetahui dan memahami secara langsung
bagaimana implementasi manjemen sarana dan prasarana dilapangan tentang pemeliharaan.
BAB II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian Sarana Prasarana Pendidikan
Sarama pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan khususnya proses
belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, alat tulis dan media
pembelajaran. Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak
langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman,
kebun sekolah, taman belajar dan lain- lain.
Manajemen sarana dan prasarana gunanya untuk mengatur dan menjaga
sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal
dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan ini meliputi perencanaan,
pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventaris dan penghapusan serta penataan.
Hal ini diharapkan bisamenciptakan suasana sekolah yang bersih, rapi, indah dan
siap pakai sehingga kegiatan pendidikan bisa berjalan optimal.
Salah satu aspek yang seyogyanya mendapat perhatian utama
dari setiap administrator pendidikan adalah mengenai sarana dan prasarana
pendidikan. Sarana pendidikan umumnya mencakup semua peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung dipergunakan dan menunjang dalam proses pendidikan,
seperti: gedung, ruang belajar/kelas, alat-alat/media pendidikan, meja, kursi
dan sebagaianya. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti : halaman,
kebun/taman sekolah, jalan menuju ke sekolah.
Sarana dan prasarana pendidikan pada dasarnya dapat
dikelompokan dalam empat kelompok, yaitu tanah, bangunan, perlengkapan, dan
perabot sekolah (site, building, equipment, and furniture). Agar semua
fasilitas tersebut memberikan kontribusi yang berarti pada jalannya proses
pendidikan, hendaknya dikelola dengan dengan baik. Pengelolaan yang dimaksud
meliputi: (1) perencanaan, (2) Pengadaan, (3) Inventarisasi, (4) Penyimpanan,
(5) Penataan, (6) Penggunaan, (7) Pemeliharaan dan, (8) Penghapusan.
2.2 Pemeliharaan Sarana Dan
Prasarana
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah
kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan
prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdayaguna
dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan.
Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan
dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap
digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan
dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam
menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas
yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.
Tujuan pemeliharaan agar kekayaan yang besar nilainya itu
memperoleh pengalaman yang baik. Pengamanan itu hendaknya secara menyeluruh,
yaitu pengamanan perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan penghapusan.
Pemeliharaan merupakan kegiatan terus menerus untuk
mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik atau siap untuk dipakai.
Menurut kurun waktu pemeliharaan dibedakan dalam:
1.
Pemeliharaan Sehari-hari
Dilaksanakan oleh pegawai yang menggunakan barang tersebut
dan bertanggung jawab atas barang itu. Misalnya pengemudi mobil, pemegang mesin
diesel, pemegang mesin tik, mesin stensil, harus memelihara kebersihan dan
memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil.
2.
Pemeliharaan Berkala
Dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya dua bulan
sekali, tiga bulan sekali. Pelaksanaan pemeliharaan dapat dilakukan sendiri
atau dengan bantuan pihak kedua. Pemeliharaan berkala menurut keadaan barang
dibedakan:
a.
Pemeliharaan barang
habis pakai.
Pemeliharaan barang habis pakai merupakan cara penyimpanan
sebelum barang tersebut digunakan.
b.
Pemeliharaan barang
tidak habis pakai
Dengan pemeliharaan dan perawatan yang cermat, diharapkan
barang perlengkapan yang dimiliki sekolah dapat terawat dengan baik serta mudah
dipergunakan dan tidak cepat rusak. Untuk hal tersebut perlu kesadaran dan
tanggungjawab oleh semua pihak. Selain dari pengelolaan sarana dan prasarana di
atas, maka masih ada yang penting yang perlu dilaksanakan adalah tentang adanya
pelaporan. Dengan kegiatan laporan ini, maka pemantauan terhadap pengelolaan
sarana dan prasarana ini dapat terjaga dengan baik.
2.3 Tujuan
Dan Manfaat Pemeliharaan
a.
Tujuan Pemeliharaan
Untuk mengoptimalkan usia pakai perlatan. Hal ini sangat
penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, karena untuk membeli suatu
peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari
peralatan tersebut.
1.
Untuk menjamin
kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga
diperoleh hasil yang optimal.
2.
Untuk menjamin
ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencekkan secara rutin dan
teratur.
3.
Untuk menjamin
keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
b. Manfaat
Pemeliharaan
·
Jika peralatan
terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan
penggantian dalam waktu yang singkat.
·
Pemeliharaan yang baik
mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat
ditekan seminim mungkin.
·
Dengan adanya
pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol sehingga menghindar
kehilangan.
·
Dengan adanya
pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan dipandang.
·
Pemeliharaan yang baik
memberikan hasil pekerjaan yang baik.
2.4 Macam-macam
Pemeliharaan
1. Perawatan terus menerus (teratur, rutin)
a.
Pembersihan saluran
drainase dari sampah dan kotoran
b.
Pembersihan
ruangan-ruangan dan halaman dari sampah dan kotoran
c.
Pembersihan terhadap
kaca, jendela, kursi, meja, lemari, dan lain-lain
d.
Pembabatan rumput dan
semak yang tidak teratur
e.
Pembersihan dan
penyiraman kamar mandi/wc untuk menjaga kesehatan.
2. Perawatan berkala
a.
Perbaikan atau
pengecatan kusen-kusen, pintu, tembok dan komponen bangunan lainnya yang sudah
terlihat kusam
b.
Perbaikan mebeler
(lemari, kursi, meja, dan lain-lain)
c.
Perbaikan genteng
rusak/pecah yang menyebabkan kebocoran
d. Pelapisan
plesteran pada tembok yang retak atau terkelupas
d.
Pembersihan dan
pengeringan lantai, halaman atau selasar yang terkena air hujan/air tergenang.
3. Perawatan darurat
a.
Dilakukan terhadap
kerusakan yang tidak terduga sebelumnya dan berbahaya/merugikan apabila tidak
diantisipasi secepatnya
b.
Perbaikan yang
sifatnya sementara dan harus cepat selesai supaya;
c.
Kerusakan tidak
bertambah parah
d.
Proses
pembelajarantidak terganggu
e.
Dilaksanakan secara
swakelola
f.
Harus segera dilakukan
perbaikan permanen.
4. Perawatan preventif
Perawatan preventif adalah perawatan yang dilakukan pada
selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa
kriteria yang ditentukan sebelumnya. Pada dasarnya perawatan preventif
merupakan cara perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan sebelum sarana dan
prasarana tersebut mengalami kerusakan Tujuannya adalah untuk mencegah atau
mengurangi kemungkinan sarana dan prasarana tidak bekerja dengan normal dan
membantu agar sarana dan prasarana dapat aktif sesuai dengan fungsinya.
Pekerjaan yang tergolong perawatan preventif adalah
melihat, memeriksa, menyetel, mengkalibrasi, meminyaki, penggantian suku cadang
dan sebagainya. Adapun langkah-langkah dalam perwatan preventif adalah:
1.
Menyusun program
perawatan preventif di sekolah
2.
Membentuk tim
pelaksana perawatan preventif sekolah yang terdiri atas; Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha, BP3 atau Komite Sekolah
3.
Menyiapkan jadwal
tahunan kegiatan perawatan untuk setiap peralatan dan fasilitas sekolah
4.
Menyiapkan lembar
evaluasi untuk menilai hasil kerja perawatan pada masing-masing bagian sekolah
5.
Memberi penghargaan
bagi mereka yang berhasil meningkatkan kinerja peralatan sekolah dalam rangka
meningkatkan kesadaran dalam merawat sarana dan prasarana sekolah.
BAB III
HASIL
OBSERVASI
3.1 Sarana Dan Prasarana Sekolah
Sarana dan Prasarana yang ada di SMP
Negeri 3 Tilatang, Kemang Kab. Agam, antara lain :
a.
Lahan
:
SMP Negeri 3 Tilatang, Kemang Kab.
Agam dibangun diatas lahan seluas 1670 m dengan rincian :
a.
Lahan
terbangun seluas 520 m
b.
Lahan kegiatan praktek 150 m
b.
Bangunan
:
1)
Ruang
kelas
Terdiri dari 22 ruangan dan ada
beberapa ruangan yang memerlukan perbaikan di bagian atap dan dinding kelas.
Setiap ruangan kurang lebih terdiri dari 35-40 kursi dan 20 meja. Selain itu
disetiap kelas juga terdapat meja dan kursi guru. Dalam ruang kelas tersebut
juga terdapat papan tulis (blackboard dan whiteboard), papan absen, mading
untuk menempel hasil karya para siswa, media pembelajaran, lemari yang digunakan
untuk menyimpan buku-buku dan media yang dibutuhkan oleh siswa.
2)
Perpustakaan
Perpustakaan yang dimiliki oleh SMP
Negeri 3 Tilatang, Kemang Kab. Agam masih tergolong sangat sederhana sekali, di
dalamnya hanya terdapat buku-buku pelajaran yang dibutuhkan oleh siswa dan
ruangannya juga sempit.
3)
Kantor
guru
Kantor guru terdiri dari ruang kepala
sekolah, ruang dewan guru, dan ruang tamu. Dalam ruang tersebut terdapat lemari
untuk menyimpan piala dan data-data milik SMP Negeri 3 Tilatang, Kemang Kab.
Agam. Selain itu, di dalam kantor guru juga terdapat kamar mandi untuk para
guru.
4)
UKS
Terdiri dari kasur, perlengkapan untuk
obat-obatan (kotak P3K), pengukur berat badan, pengukur tinggi badan.
5)
Koperasi
sekolah
Koperasi sekolah berada di bagian
belakang kantor guru. Dalam koperasi sekolah menjual makanan ringan, minuman
dan gorengan. Koperasi sekolah ini ditangani oleh salah satu guru di SMP Negeri
3 Tilatang, Kemang Kab. Agam itu sendiri.
6)
Kamar
mandi dan tempat wudhu
Kamar mandi ada 6 (masing-masing 3
kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan) yang lumayan bersih.
7)
Gudang
Gudang di SMP Negeri 3 Tilatang,
Kemang Kab. Agam digunakan untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak
diperlukan lagi. Selain itu, gudang juga digunakan untuk menyimpan peralatan
olahraga.
8)
Perabot
Kelas :
ü Papan tulis
SMP Negeri 3 Tilatang, Kemang Kab.
Agam memiliki 23 papan tulis (whiteboard).
ü Meja dan bangku siswa
Untuk meja dan bangku siswa, ada
beberapa yang kondisinya tidak layak pakai. Jumlah kursi secara keseluruhan ada
199 kursi dan 96 meja.
ü Meja dan bangku guru
Di setiap kelas memiliki satu pasang
meja dan bangku guru yang diletakkan di bagian depan kelas.
ü Lemari kelas
Lemari yang dimiliki berjumlah 24,
dengan rincian 22 lemari untuk masing-masing kelas dan 2 lemari diletakkan di
kantor guru yang digunakan untuk menyimpan data-data milik SMP Negeri 3
Tilatang, Kemang Kab. Agam.
ü Papan absen
Papan absen diletakkan di masing-masing
kelas, mulai dari kelas VII sampai kelas IX.
ü Alat Peraga
o Foto presiden dan wakil presiden
Semua kelas memiliki foto presiden dan
wakil presiden yang diletakkan di atas papan tulis.
o Gambar burung garuda
Hanya ada beberapa kelas yang memiliki
gambar burung garuda, karena ada beberapa gambar yang rusak dan terpaksa di
letakkan di gudang.
o Gambar pahlawan Negara
Gambar pahlawan negara hanya dipasang
di kelas IX saja.
o Globe
SMP Negeri 3 Tilatang, Kemang Kab.
Agam hanya memiliki 15 globe, dipasang VII sedangkan yang lainnya disimpan di
ruang guru.
o Peta negara Indonesia
Hanya ada 10 peta Indonesia yang di
pasang di kelas VII.
o Media
SMP Negeri 3 Tilatang, Kemang Kab.
Agam hanya memiliki media pembelajaran berupa tape recorder yang digunakan
untuk senam pagi dan keperluan setiap upacara bendera. Pembelajaran yang
dilakukan oleh guru kebanyakan menggunakan metode ceramah.
o Buku
Buku yang dimiliki oleh SMP Negeri 3
Tilatang, Kemang Kab. Agam tergolong lengkap, mulai dari buku pegangan, buku
pelengkap dan buku sumber. Untuk buku bacaan, SMP Negeri 3 Tilatang, Kemang
Kab. Agam tidak menyediakan buku bacaan yang sifatnya tidak berhubungan dengan
pelajaran yang ada di sekolah.
3.2 Pengadaan
Sarana dan Prasarana di Sekolah
Dalam pengadaan sarana dan prasarana
di SMP Negeri 3 Tilatang, Kemang Kab. Agam selalu membentuk panitia yang
bertugas untuk bertanggung jawab dalam pengadaan sarana dan prasarana tersebut.
Panitia yang dibentuk beranggotakan beberapa dewan guru dan komite sekolah.
Cara yang paling banyak dilakukan oleh sekolah dalam pengadaan sarana dan
prasarana adalah dengan membeli sarana dan prasarana yang dibutuhkan dengan
menggunakan satu-satunya bantuan yang berasal dari pemerintah, yaitu BOS. BOS
digunakan untuk kebutuhan sekolah seperti membeli buku (BOS yang digunakan
adalah BOS Buku), merawat sarana dan prasarana yang mengalami kerusakan ringan
dan untuk melengkapi kebutuhan sekolah yang lainnya. Apabila uang BOS masih
tersisa, pihak sekolah akan menggunakannya untuk pengadaan seragam sekolah
gratis bagi siswa yang tidak mampu.
Hambatan yang dialami SMP Negeri 3
Tilatang, Kemang Kab. Agam dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah
adalah kurangnya dana yang dimiliki oleh sekolah, karena SD ini hanya
mengandalkan uang yang berasal dari bantuan BOS. Sehingga untuk mengatasi
masalah ini sekolah harus meminimalisir biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan
sarana dan prasarana agar tidak terjadi kekurangan dalam keuangan sekolah. SDN
Turirejo 5 tidak pernah meminta bantuan kepada para wali murid, karena sekolah
tidak mau lagi memberikan beban pada wali murid.
3.3Pendistribusian Sarana
dan Prasarana
Kegiatan kedua dalam administrasi
sarana dan prasarana sekolah adalah pendistribusian barang-barang yang telah
dibeli kepada orang unit-unit kelas atau orang yang membutuhkan bagi kegiatan
belajar mengajar.
Kegiatan pendistribusian ini
dilakukukan oleh sekolah jika barang yang dibutuhkan berupa barang-barang yang
dipakai secara individu atau terpisah secara kelas. Jenis sarana pelajaran bagi
murid didistribusikan ke perpustakaan sekolah. Sehingga memudahkan bagi murid
dan guru dalam menggunakannya.
Dalam pendistribusian sarana, jumlah
barang yang akan didistribusikan harus di kontrol agar menghindari adanya
keborosan penggunaan sehingga penggunaan barang menjadi tidak efektif. Oleh
karena itu, panitia pengadaan yang terdiri dari guru dan komite sekolah,
meneliti terlebih dahulu penerima yang cocok bagi sarana tersebut.
Dalam pendistribusian sarana dan
prasarana tersebut, biasanya dilakukan setelah jam sekolah selesai agar tidak
mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar.
3.4 Pemakaian
Sarana dan Prasarana di Sekolah
Pemakaian sarana dan prasarana di
sekolah sudah menjadi tanggungjawab bagi semua pihak sekolah, sehingga jika ada
sarana dan prasarana yang rusak harus ditangani dan diperbaiki oleh seluruh
warga sekolah termasuk siswa. Hambatan yang paling sering muncul dalam pemakaian
sarana dan prasarana sekolah adalah tidak lengkapnya sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah ini, sehingga sekolah tidak bisa memaksimalkan penggunaan
sarana dan prasarana yang seharusnya dimiliki sekolah-sekolah pada umumnya.
Untuk mengatasi hal ini sekolah berusaha untuk menggunakan sarana dan prasarana
yang ada agar tidak tertinggal jauh dari sekolah-sekolah lain walaupun itu
merupakan hal yang sangat sulit untuk diwujudkan.
3.5Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana di Sekolah
Dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah, cara yang paling sering digunakan adalah secara
kontinue atau teratur untuk menghindari kerusakan yang berat, pemeliharaan
biasanya dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan sekali. Sarana dan prasarana yang
paling sering dilakukan pemeliharan adalah ruang kelas dan kamar mandi,
khususnya bagian atap ruang kelas dan kamar mandi yang sering mengalami
kebocoran saat terjadi musim penghujan. Selain itu, pemeliharaan sarana dan
prasarana di sekolah juga dilakukan oleh petugas kebersihan sekolah yang
dilakukan setiap hari.
Masalah yang sering muncul dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana di sekolah adalah usia gedung sekolah yang
sudah tua, sehingga rawan sekali terjadi kerusakan. Untuk menanggulangi masalah
tersebut sekolah mengadakan pemeliharaan secara kontinue atau teratur agar
kerusakan yang terjadi tidak semakin parah.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Bentuk-Bentuk
Pemeliharaan Yang Dilakukan
1. Berdasarkan kurun waktu
Upaya pemeliharaan menurut ukuran
waktu dapat dilakukan:
a)
Pemeliharaan
sehari-hari
Pemeliharaan ini dapat dilakukan setiap hari (setiap
akan/sesudah memakai). Pemeliharaan ini dilakukan oleh pegawai yang menggunakan
barang tersebut dan bertanggung jawab atas barang itu, misalnya; pengemudi
mobil, pemegang mesin tik, mesin stensil dan sebagainya, harus memelihara
kebersihan dan memperbaiki kerusakankerusakan kecil.
b)
Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan ini dapat dilakukan secara berkala atau dalam
jangka waktu tertentu sesuai petunjuk penggunaan (manual), misalnya 2 atau 3
bulan sekali dan sebagainya (seperti mesin tulis) atau setelah jarak tempuh
tertentu (kendaraan bermotor) atau jam pakai tertentu (mesin statis). Upaya
pemeliharaan ini biasanya dilakukan sendiri oleh pemegangnya/penanggung
jawabnya atau memanggil ahli untuk melakukannya.
2. Berdasarkan umur penggunaan barang
Upaya pemeliharaan menurut umur penggunaan barang dapat dilihat
dari dua aspek:
a.
Usia barang secara
fisik
Setiap barang terutama barang elektronik atau mesin
mempunyai batas waktu tertentu dalam penggunaannya.
Untuk peralatan dan mesin kondisi usang itu sangat relatif,
oleh karena itu perlu disepakati batas-batasnya. Kalau sebuah mesin
kapasitasnya dikatakan 100 % pada waktu baru, maka pada kondisi usang kapasitas
total adalah 0 %.
b.
Usia barang secara administratif
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari jarang ditemui
barang yang keadaannya secara fisik telah 0 %, sebab kalau terjadi hal yang
demikian jelas telah mengganggu kelancaran
kegiatan dalam organisasi. Oleh karena itu biasanya barang
dalam kondisi yang kapasitasnya lebih kurang 50 % sudah diusulkan untuk
dihapus, karena hanya mempersempit ruangan saja dan biaya perawatannya juga
akan lebih besar. Misalnya pemakaian barang yang berwujud seperti kendaraan
dinas dengan jangka waktu selama 5 tahun.
3.
Pemeliharaan dari segi penggunaan
Barang yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya
sehingga dapat mengurangi kerusakan pada barang tersebut. Misalnya, penggunaan
komputer yang digunakan untuk keperluan kantor, bukan untuk yang lainnya.
4.
Pemeliharaan menurut keadaan barang
Pemeliharaan yang dilakukan menurut keadaan barang
dilakukan terhadap barang habis pakai dan barang tak habis pakai.
a.
Pemeliharaan untuk
barang yang habis pakai terutama ditujukan pada saat penyimpanan sebelum barang
tersebut dipergunakan.
b.
Pemeliharaan terhadap
barang tahan lama seperti:
ü
Mesin-mesin
Mesin-mesin memerlukan pemeliharaan sehari-hari dan
pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sehari-hari dilakukan oleh pegawai yang
diserahi tugas dan tanggung jawab terhadap alat-alat tersebut. Misalnya untuk
mesin-mesin kantor selalu harus dibersihkan dari debu, disikat pada bagian yang
perlu disikat, menutup kembali setelah dipergunakan. Untuk mesin pembangkit
tenaga listrik perlu diperiksa alat pelumas dan alat pendingin. Pemeliharaan
alat harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
ü
Kendaraan
Untuk kendaraan bermotor diperlukan pemeliharaan
sehari-hari, berkala, dan perbaikan terhadap kerusakan dengan cara:
·
Membersihkan kendaraan
·
Memeriksa air radiator
·
Memeriksa minyak motor
·
Membersihkan dan
memeriksa air accu
·
Jika terdapat
kerusakan. melaporkan ke unit yang mengurus kendaraan untuk mendapat perbaikan.
ü
Alat-alat elektronika
Alat-alat elektronika memerlukan pemeliharaan seharihari
dan pemeliharaan berkala. Cara pemeliharaannya sama dengan pemeliharaan mesin-mesin
kantor. Untuk beberapa peralatan tertentu cara pemeliharaannya ditentukan oleh
pabrik yang memproduksi.
ü
Buku-buku
Pemeliharaan terhadap buku-buku dilakukan setiap hari dan
berkala. Pemeliharaan setiap hari dilakukan dengan jalan membersihkan buku-buku
tersebut secara berkala dengan melakukan penyemprotan obat anti hama untuk
waktu-waktu tertentu.
ü
Meubiler
Pemeliharaan mebiler pada garis besarnya hanya memerlukan
pemeliharaan sehari-hari dan perbaikan jika terjadi kerusakan.
ü
Alat-alat laboratorium
Pemeliharaan terhadap alat-alat laboratorium memerlukan
pemeliharaan sehari-hari dan untuk sebagian memerlukan pemeliharaan berkala.
Khusus untuk alat-alat yang mudah pecah harus diperhatikan mengenai penempatan
alat-alat tersebut dengan cara membuatkan kotak-kotak khusus. Sebagian besar
dari kewajiban pemeliharaan alat laboratorium dilakukan oleh tenaga tehnis
bukan tenaga administratif.
ü
Gedung-gedung
Gedung-gedung memerlukan pemeliharaan sehari-hari. Untuk
perbaikan berkala misalnya setiap tahun dilakukan pengapuran dan perbaikan
terhadap kerusakan. Perbaikan terhadap kerusakan dapat berupa perbaikan ringan
yaitu terhadap kerusakan kecil-kecil dan perbaikan berat misalnya rehabilitasi.
Perbaikan sehari-hari, pemeliharaan berkala dan perbaikan ringan dibebankan
pada anggaran rutin, sedang untuk rehabilitasi biayanya pada anggaran
pembangunan. Pemeliharaan gedung sekolah menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
Penjaga/pesuruh sekolah adalah orang yang bertugas sehari-hari dalam memelihara
kebersihan, keamanan, dan berada dibawah pengamatan kepala sekolah. Perlu
disadari bahwa mencegah kerusakan lebih muda dari memperbaiki kerusakan.
ü
Pemeliharaan ruang
kelas
·
Setiap kelas dibentuk
tim piket kelas yang secara bergiliran bertugas menjaga kebersihan dan
ketertiban kelas
·
Setiap tim piket kelas
yang bertugas hendaknya menyiapkan dan memelihara perlengkapan kelas.
ü
Pemeliharaan tanah
sekolah
Pemeliharaan terhadap tanah sekolah berupa pemagaran/pemberian
tanda batas dan pembersihan. Pelaksanaan pemeliharaan tanah sekolah meliputi:
o
Pagar sekolah
Pagar sekolah diusahakan dengan tinggi minimal 185 cm
dibuat dari tembok bata atau besi atau kombinasi keduanya, tidak membahayakan
keselamatan siswa, bukan tempat memanjat dan tempat melompat siswa.
o
Taman sekolah
Taman sekolah direncanakan minimal sepertiga luas tanah
sekolah, bisa ditanami tanaman tahun atau buah-buahan, tanaman bunga, rumput
sehingga dapat digunakan kawasan areal hijau sekolah.
o
Tempat upacara
Lapangan tempat upacara sebaiknya dikeraskan dengan
semen/aspal agar pada waktu musim hujan tidak becek dan pada musim panas tidak
berdebu yang dapat mengganggu kesehatan.
o
Lapangan olah raga
Lapangan untuk senam, basket, bola volli, bulu tangkis,
perlu diperhatikan pemeliharaan dan pengaturan pemakaiannya secara bergantian
dan sebaiknya dibuatkan jadwal pemakainnya.
4.2 Hal-hal yang Perlu
diperhatikan
1. Tenaga kerja/tenaga sukarela
a. Guru
dan murid
b.
Tenaga gotong royong/swadaya masyarakat
c.
Pekerja harian lepas/musiman
d.
Pekerja harian tetap, antara lain penjaga sekolah
2. Alat dan bahan
a.
Alat, seperti lap
untuk pembersih, sapu lantai dan sapu lidi, peralatan kayu, ember, peralatan
tembok/batu, kuas cat, amplas, dan lain-lain.
b.
Bahan, seperti batu
bata, pasir, semen, air, cat, genteng, paku, pelitur, seng, dan lain-lain.
3. Jenis atau spesifikasi barang, ada yang perlu perawatan
secara
rutin ada juga yang hanya dilakukan secara berkala.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Sarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan
secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran
tercapai. Sedangkan prasarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang secara
tidak langsung menunjang proses pendidikan. Di SMP Negeri 3 Tilatang Kamang Kabupaten Agam sudah
memenuhi standar nasional pendidikan dengan sarana dan prasana yang baik. Hal
ini dibuktikan dengan adanya observasi yang kami lakukan ke sekolah tersebut.
Sarana dan prasarana yang sudah tersedia di SMP Negeri 3 Tilatang Kamang Kabupaten Agam membuat para
siswa terfasilitasi dengan baik untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan
individunya.
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
dipaparkan,maka terdapat beberapa saran yang dapat disampaikan:
1.
Bagi
supervisor
Supervisor
adalah pihak yang menjadi penasehat kegiatan belajar mengajar, maka agar
memberikan jalan dan solusi bavis ekolah agar semakin meningkatkan kemampua
memaneejemen sekolah.
2.
Bagi
Pihak Sekolah
Sekolah yang
bagus bukan hanya sekolah yang memiliki sarana yang cukup namun juga sekolah
yang mempunyai menajemen sarana dan prasarana yang menujang, oleh karena itu,
pihak sekolah harus lebih memperhatikan manajemen yang ada di sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar